Kamis, 06 Maret 2014

Yakinlah

Yakinlah

Aku kehilangan
Ya aku kehilangan sebuah sosok dimana sosok seorang ayah dan ibu itu telah hilang
Yang dulu mencintaiku dan menyayangiku
Namun sekarang takkan pernah kutemukan

Namun aku yakin walaupun sosok itu telah hilang dan tidak denganku sekarang
Aku yakin aku anakmu yang pernah kau cintai dan sayangi dulunya akan bersinar
Bersinar seperti mentari pagi yang sangat bermanfaat bagi orang banyak
Walaupun tanpa bimbingan dan dukungan kalian saat ini

Ya Tuhan hanya karena engkaulah aku masih berada didunia saat ini
Yang mungkin juga ini adalah isyarat untukku
Bahwa aku mampu dan bisa
Aku bisa menjalani dan melewati rintangan- rintangan yang menghadang didepanku


Ibu Mengapa Kau Berbeda

Ibu Mengapa Kau Berbeda

Dimana ibu yang telah mengandungku
Dimana ibu yang telah melahirkanku
Dimana ibu yang telah merawat dan menjagaku

Aku rindu akan sentuhan seorang ibu
Seorang ibu yang dapat hadir dimana kala anaknya sedih
Seorang ibu yang dapat hadir dimana kala anaknya sedang terpuruk dan merintih
 Tidak, lama, sangat lama aku kehilangan saat- saat itu

Kemana saja kau selama ini ibu
Apakah kau sekarang buta
Apakah sekarang kau tuli tak seperti dulu

Ya Tuhan andaikan ibuku sekarang dapat mendengarku
aku akan mengatakan padanya bahwa
Ibu aku sakit

Saat ini aku sakit dan sedih, namun saat ini dan mungkin selamanya kau takkan ada disisiku
Entah pada siapa saat ini aku dapat mencurahkan isi hatiku yang berat akan kesedihan
Mungkin hanya dengan tulisan ini aku dapat mengadu dan mencurahkan seluruhnya
Karena aku tau kau takkan mungkin dan takkan pernah ada

Sabtu, 18 Januari 2014

Bounding Attachment

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Ikatan antara orangtua dan bayi baru lahir sangatlah penting untuk diperhatikan.  Sejak masa antenatal, ibu sudah harus mendapatkan informasi mengenai bonding attachment, karena sejak masa antenatal, hubungan antara ibu dan anak yang berlandaskan ikatan kasih sayang sudah mesti terjalin. Reaksi orangtua, khususnya ayah dan keluarga terhadap bayi yang baru lahir, berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya reaksi emosi maupun pengalaman. Masalah lain juga dapat berpengaruh, misalnya masalah pada jumlah anak, keadaan ekonomi, dan lain-lain.
Respon yang mereka perlihatkan pada bayi baru lahir, ada yang positif dan ada juga yang negatif. Ibu ketika masa antenatal juga harus diberi informasi mengenai respon ayah dan keluarganya terhadap kelahiran anak.  Dengan begitu, ibu dapat mengantisipasi jikalau respon yang diberikan ayah dari anaknya ataupun keluarga tidak seperti yang ibu bayangkan.  Merasa kekurangan perhatian dan kasih sayang orang tua, anak pertama akan merespon dengan merasa cemburu terhadap adiknya yang baru lahir. 
Perasaan tersebut mendorong anak pertama untuk menyaingi adik barunya dan ingin mencuri lagi perhatian yang dulu hanya untuk dirinya dengan bermacam perilaku.  Perilaku anak yang lebih tua pada saat itu merupakan sesuatu yang wajar dan disebut sebagai sibling rivalry.  Pada dasarnya, sibling rivalry ini bersifat ambivalent atau love hate relationship, maka dari itu ibu harus diajarkan untuk mencegah maupun memfasilitasi anak mereka dengan bijak dan diperlukan pembelajaran agar tidak merugikan salah satu anaknya.  Dengan demikian Bidan sangat perlu untuk memahami seluruh situasi yang akan terjadi pada waktu sekitar setelah kelahiran tersebut dengan menggali keadaan ibu dan keluarga agar fase-fase tersebut berjalan secara terkontrol. 


1.2  Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui dan memahami mengenai bounding attachment
2.      Mengetahui dan memahami mengenai respon ibu dan bayi  sejak kontak awal
3.      Mengetahui tahap- tahap bounding attachment
4.      Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dan upaya dalam meningkatkan bounding attachment
5.      Mengetahui dan memahami keuntungan dari bounding attachment
6.      Mengetahui dan memahami hambatan dalam melaksanakan bounding attachment
7.      Mengetahui dan memahami respon ayah dan keluarga terhadap bayi baru lahir

BAB II
PEMBAHASAN


2.1    BOUNDING ATTACHMENT
A.           Pengertian Bounding Attachment
Bounding attachment berasal dari dua suku kata, yaitu bounding dan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan). Jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi.
Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.  Konsep ikatan perlahan-lahan berkembang, mungkin mulai di awal kehamilan dan berlanjut selama berbulan-bulan, bertahun-tahun dan mungkin seumur hidup setelah melahirkan.  Bonding bukan sebuah proses magical atau seketika, juga bukan dirangsang menurut  permintaan atau pesanan.
Perasaan kehangatan yang dimulai kadang sudah dirasakan, bahkan sebelum konsepsi dan tentu selama kehamilan dan akan terus berkembang selama beberapa minggu, bulan dan tahun setelah kelahiran. Ada kemungkinan bahwa pengalaman kelahiran yang baik (dapat memfasilitasi pertumbuhan cinta, karena ibu akan mengurangi rasa kekecewaan terhadap  diri sendiri dan kondisi emosional ibu akan lebih terfokus untuk memberikan seluruh perhatian dirinya kepada bayinya.  Kesulitan dalam proses persalinan yang mengecewakan dapat menghambat  proses terjalinnya ikatan antara ibu dengan bayinya. Oleh karena itu penting juga memperhatikan kondisi psikologis ibu saat proses persalinan.  Adapun beberapa definisi para ahli:
1.             Klause dan Kennel (1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.
2.             Nelson (1986), bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3.             Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4.             Bennet dan Brown (1999), bounding:  terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.
5.             Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6.             Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7.             Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment: suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8.             Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9.             Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10.         Harfiah, bounding: ikatan; attachment: sentuhan.

B.      Tahap-tahap bounding attachment
1.             Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
2.             Bounding (keterikatan)
3.             Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain. Menurut Klaus, Kenell (1982), bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.

C.            Elemen-Elemen Bounding Attachment
1.             SentuhanSentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2.             Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).
3.             Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4.             Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
5.             Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.             Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilakuyang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.             Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tuaanak.

D.           Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
1.             Dilakukan segera (menit pertama jam pertama).
2.             Sentuhan orang tua pertama kali.
3.             Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4.             Kesehatan emosional orang tua.
5.             Terlibat pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6.             Persiapan PNC sebelumnya.
7.             Adaptasi.
8.             Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9.             Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi rasa nyaman.
10.         Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11.         Penekanan pada hal-hal positif.
12.         Perawat maternitas khusus (bidan).
13.         Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan sosial dari keluarga, teman dan pasangan.
14.         Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

E.            Keuntungan Bounding Attachment
Adapun keuntungan  dari implementasi teori bounding attachment jika :
1.             Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2.             Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
3.             Akan sangat berpengaruh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi kelak.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari kontak dini :
1.             Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.
2.             Reflek menghisap dilakukan dini.
3.             Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.
4.             Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth (kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

F.             Hambatan Bounding Attachment
Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:
1.             Kurangnya support sistem.
2.             Ibu dengan resiko (ibu sakit).
3.             Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).
4.             Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

G.           Respon antara ibu dan bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangan
1.             Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2.             Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3.             Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.  Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya.
4.             Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
5.             Aroma  /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.

6.             Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.  Bayi baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
7.             Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
8.             Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera

BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Setelah mendiskusikan makalah yang telah disusun ini, dapat disimpulkan bahwa, ketika kelahiran akan menimbulkan respon keterikatan bayi dan orangtuanya (bonding attachment) yang juga telah dimulai sejak saat dalam kandungan dan akan lebih baik jika ibu tidak menghiraukan saja bayi/janin yang sedang dikandungnya melainkan ibu seharusnya berkomunikasi dengan janin, baik itu dengan sentuhan untuk meraba gerakan janin dan membiarkan janin mendengar ibunya berbicara terhadapnya.
Setelah kelahiran bayi juga akan menimbulkan respon dari sang ayah dan keluarga, dimana respon tersebut ada yang bersifat positif dan negatif.  Seorang ayah dan keluarga seharusnya memberikan respon yang positif dan memfasilitasi bayi agar merasa diterima dan dapat tumbuh serta berkembang tanpa ada masalah penolakan dari ayahnya.
Untuk meminimalisir segala bentuk respon ayah yang negatif, kehamilan ibu sebaiknya harus benar-benar direncanakan.  Pada saat kehamilan, anak pertama atau tertua ibu sebaiknya diberi pengertian bahwa sebentar lagi dia akan memiliki seorang adik yang akan menemaninya, anak juga jangan sampai merasa perhatiannya berkurang karena ibu lebih memerhatikan janinnya, sehingga pada saat kelahiran bayi/adiknya anak pertama akan merasa tersaingi dalam arti kasih sayang yang dulu ibu dan ayahnya berikan hanya untuk dirinya, sekarang sudah tidak bisa lagi penuh.


3.2  Saran
1. Saran Untuk Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran mata kuliah Asuhan Kebidanan 3 (Asuhan Kebidanan Nifas) khususnya mengenai Bonding Attachment.
2. Saran Untuk Dosen
Kami mengharapkan dosen mata kuliah Askeb 3 (Asuhan Kebidanan Nifas ) , dapat terus mengarahkan dan membimbing kami dalam studi ini.

Daftar Pustaka
Aiyeyeh, Rukiyah. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : TIM
Ija.2011.http://ijammeru.blogspot.com/2011/05/makalah-bounding-attachment.html di unduh 03 september pukul 20.23 wita
Lusa. 2012.http://www.lusa.web.id/bounding-attachment/ di unduh 03 september pukul 20.23 wita